Senin, 08 Februari 2010

Gubernur Jatim Harus Selesaikan Kasus Bonek

Surabaya: Pihak yang harus bertanggung jawab atas balas dendam warga terhadap Bonek, sebutan untuk suporter Persebaya, di Stasiun Jebres, Solo, Jawa Tengah, semakin tidak jelas. Ketua Yayasan Suporter Surabaya (YSS), Wastomi Suheri, mendesak Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf turun tangan menyelesaikan kasus ini.

Wastomi juga mengaku tak mengetahui keberangkatan suporter karena berasal dari berbagai daerah di Jatim. Bahkan, YSS sudah melarang anggotanya untuk berangkat ke Bandung, Jawa Barat, karena ada sanksi dari Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI). Padahal dalam pertandingan di Bandung Sabtu silam, beberapa pengurus YSS terlihat mendampingi para bonek. "Mereka terprovokasi akhirnya mereka juga membalas. Jadi bukan karena kita melempar duluan," ujar Wastomi kepada SCTV, Senin (25/1).


PSSI selaku penyelenggara acara yang digelar setiap tahun ini baru akan membentuk tim untuk mengusut penyebab munculnya kasus itu. Padahal kasus Bonek berulah bukan kali pertama, namun tidak pernah ada sanksi keras bagi klub yang didukung maupun suporter klub. "Dibentuk tim investigasi sehingga bisa diketahui kenapa bonek tidak patuh hukum," ujar Ketua Umum PSSI Nurdin Halid [baca: Bonek Berulah, PSSI Bentuk Tim Investigasi].

Aksi warga di Stasiun Jebres Solo, terjadi Jumat dan Sabtu silam karena rumah mereka dilempari Bonek saat melintas menuju Bandung. Warga melempari kereta tujuan Surabaya yang melintas di kawasan ini. Akibat aksi ini, sedikitnya tujuh kereta rusak, terutama kaca jendela pecah. Sebagian besar bangku penumpang juga rusak karena dijadikan Bonek sebagai tameng dari lemparan warga. PT Kereta Api mengklaim kerugian hingga Rp 700 juta, namun tidak mengetahui siapa yang akan bertanggung jawab atas aksi ini.(YNI/ANS)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar


 
Copyright Tedi Blogger 2010.
Converted To Blogger Template by Anshul .